Wednesday, September 13, 2006

Kertas RIndu Yang Putih

saat hujan mulai renyai
masih setia dia di situ
di palang besi sebuah hentian
duduk menunggu
sedang ituair air bertakung
di tepian jalan di tengah metropolitan
terpecik gatal terliur
mendakap putih betisnya

bilakah? bilakah?
mana janji?
sudahkah diutus?
atau masih belum dilakar
kertas rindu itu masih lagikah putih
tidak tersentuh?

saat matari mula terjaga
membuka selimut awan yang mendung
kuapannya menyimbah cahaya
ah! hujan pula di hatinya

No comments: