di ambang Ramadhan
ada kaki yang kecundang
melintasi qalbi
mencari mutiara hati
tersembunyi di dalam kolam yang keruh
jemput si undan singgahnya tiada
memanggil kedidi terbang menjauh
sepekan sudah waktu bertemankan sunyi
merimbun duka mengait syair terpinggir
mengharap rahmat titis air langit
menangis, renyai berderai harapkan
sudahnya terik mendung bertamu enggan
pula bayu membisu
kian hari hati merekah gersang
dalam diam relung hati rajuk berbisik
kata pujuk mana dirujuk, di situ pulang hampa
diam saja bermuram durja
melangut di antara malam
mencari hilang penglipur lara
tafakur jua dalam akur
dulu lupa, kini kembali
pada sejdah usang itu jua
tersambut titis kesal airmata
Sunday, September 09, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment